Skip to main content

mendekatlah kepadanya 7 : kasihan lalat

 

Nashaihul Ibad adalah karya Syekh Nawawi al Bantani dimana kitab ini begitu populer di Indonesia banyak dipelajari di pondok pondok pesantren  dan madrasah.  Saya juga mendengar pengajian pengajian di bulan Ramadhan di berbagai masjid juga menggunakan menggunakan kitab ini sebagai referensi kitab yang ditelaah.

Syekh Nawawi dalam kitab ini menukil kisah Hujjatul Islam Imam Al Ghazali adalah seorang tokok besar Islam ketika berinteraksi dengan seekor lalat waktu menulis kitabnya . Namun bukan dalam rangka mengisahkan salah satu kitab karangan beliau yang cukup terkenal di dunia Islam yakni kitab kitab Ihyaulumiddin.

Ustad Abdusshamad, seorang da’i ternama dari Sumatra mengomentari tentang kitab ini yang oleh orang orang tertentu dihujatnya bahwa belum ada kitab yang begitu komprehensif dalam membahas tentang hati kecuali kitab Ihya ulumuddin karang Imam Al Ghazali.

Suatu malam beliau bermimpi bahwa Allah sedang menanyainya. Allah sedang menguji imannya lewat sebuah mimpi. Allah bertanya kepadanya :

“Wahai Abu Hamid..tahukan engkau dengan apa Aku masukkan engkau ke syurga?”

Lantas Imam Al Ghazali menyebut amal amal shalehnya yang tak diragukan lagi selama hidupnya. Tapi Allah menepis apa yang dikatakan oleh Imam Al Ghazali tersebut. Namun Allah mengingatkan Al Ghazali bahwa suatu saat ketika Imam Al Ghazali menulis sebuah kitab datanglah seekor lalat ke pinggir asbak tinta untuk meminum tinta tersebut. Mungkin kehausan sampai tidak pilih pilih media untk minum.

Demi melihat salah satu makhluq Allah yang disebutkan dalam alquran sebagai perumpamaan yang paling rendah sedang mempunyai hajat untuk mengobati rasa hausnya, maka Abu Hamid (nama panggilan Imam AlGhazali) menghentikan aktifitas menulisnya agar tidak mengganggu san lalat dari menyeleseikan hajat minumnya.

Lantas Abu Hamid menjawab :” Ya aku ingat wahai Rabb!”

“ Wahai Abu Hamid, dengan rasa kasih sayangmu kepada lalat tersebut aku masukkan engkau ke dalam syurga Ku.”

Pembaca yang budiman! Kisah ini tidaklah bertentangan dengan syariat syariat Nya sebagaimana sabda Rasulullah saw :


اَلرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى اِرْحَمُوْا مَنْ فِى الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَآءِ

Artinya: "Orang-orang yang ada rasa Rahim akan dirahmati oleh Tuhan yang maha Rahman, yang memberikan berkat dan Mahatinggi, sayangilah makhluk yang ada di muka bumi, niscaya engkau akan disayangi makhluk yang ada di langit." (HR Imam Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan al Hakim).


bahkan berwasilah dengan kasih sayang kepada lalat mahluq ciptaannya bisa menjadi sebab turunnya maghfirah dan syurga Nya. Tentu saja dengan rangkaian ibadah ibadah yang lain yang telah disyariatkan oleh Allah subhanahu wata’ala melewati Rasul Nya Muhammad Shallallohu alaihi wasallam.

Intisari kisah :

1. Keutamaan dalam mencurahkan kasih sayang kepada sesama Makhluq Allah Subhanahu wata’ala.

2. Lalat dijadikan ALlah dalam ALquran sebagai permisalan yang paling rendah namun tidak mengecualikannya dari objek rahmat Nya.

3. Keridhoan Allah kepada hambanya tidak tergantung amalan yang banyak  dari hamba Nya. Bahkan hal yang kerap diremehkan oleh manusia bisa jadi sangat agung di mata Allah subhanahu wata’ala.

 

Comments

Popular posts from this blog

Manakah Foto Terbaik Versi Pemirsa, komen di kolom komentar Ya : Yang Tercecer Dari Sujud Syukur 100 th Gontor IKPM Jombang di Amanatussalam (seri ke-15)

  Foto 1 Foto 2 Foto 3 Foto 5 Foto 6                                                                  Foto 7 Foto 8 Mohon bantuan pemirsa yang budiman untuk memberikan penilaian mana foto terbaik yang diambil pada saat sujud syukur 100 tahun Gontor IKPM Jombang di Amanatussalam. Pilih satu saja dari delapan foto yang telah saya pilih di postingan kali ini ! Caranya cukup komentar di kolom komentar nomor foto yang anda nilai terbaik. 

Ketemu Dengan "Lost Friend" 27 tahun yg Lalu : Yang Tercecer dari Sujud Syukur 100 tahun Gontor IKPM Jombang di Amanatussalam (seri ke-17)

   Tampak Ustadz Misbahul Amin"the Lost Friend" khusuk mengaminkan doa di samping kiri Ust Fauzi dan sebelah kanan ust Alwi Mendadak Menghilang  Ini bukan cerita persahabatan Enny dan Shella dari Aceh yang dipertemukan Allah melewati sebuah permen setelah berpisah selama 25 tahun lamanya. Kisah epik yang diabadikan oleh Serambi.news ini adalah kisah nyata dua sahabat yang terpisah setelah lulus SMA di Aceh karna harus melanjutkan masa depannya masing masing. Meskipun sama sama nyata, kisah saya juga tak kalah epicnya karna berawal dari sama sama nyantri di Gontor dulu an bukan 25 tahun tapi 27 tahun he he he terpaut 2 tahun. Ketika itu, flash back ke tahun 1989, saya berkenalan dengan santri baru dari IKPM Jombang bernama Misbahul Amin kecil. Saya juga dari IKPM Jombang. Setelah berkenalan ternyata minat kami sama yaitu sama sama menyukai pidato. Sadar mempunyai konterpart yang mempunyai kemmpuan pidato bagus, saya tak nyia nyiakan kesempatan ini. di setiap anak anak menghabi

Yang Tercecer dari Sujud Syukur 100 tahun Gontor IKPM Jombang Di Amanatusssalam (2): Walau di Lereng Gunung jauh dari pusat kota Jombang, tetap dibanjiri oleh 300 an Peserta

Hari H Pelaksanaan  Tiga kambing  sebelum acara tiba, khabar dari Ponpes Modern Amanatussalam mengatakan bahwa telah disediakan seekor kambing untuk menjamu tamu undangan sujud syukur 100 tahun Gontor namun ketika panita sidak ke lapangan pada H-3 dari tanggal 28 september ,ada tambahan dua ekor kambing lagi . Moment bertambahnya kambing untuk konsumsi para peserta sujud syukur 100 tahun Gontor ini dijadikan "gimmick" oleh tuan rumah dengan cara disebarkan ke perbagai media sosial untuk dijadikan penarik agar peserta berdatangan ke Pondok Wisata Amanatussalam. Dan Viral! KM 100 Bukan itu saja, demi memberikan pelayanan tamu yang maksimal tuan rumah membangun KM 100. KM 100 pada awalnya saya pahami sebagai KiloMeter 100 namun setelah saya baca dan pahami. Saya salah. KM di sini adalah singkatan dari Kamar Mandi. Dan seratus semula saya pahami sebagi 100 km. Saya salah lagi. Maknanya adalah 100 tahun yang merujuk kepada sujud syukur 100 tahun Gontor ini. Jadi maknanya adalah Ka