Skip to main content

Carilah Wasilah Kepada Nya (2); Dua Ribu Rupiah

 



Suatu saat sebuah di  keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan dua anaknya ada yang terserang sakit namun untuk mengobatinya membutuhkan dokter spesialis yang jaraknya sejauh 83 Km dari rumah keluarga tersebut.

Karna perkembangan salah satu anaknya tersebut sangat menghakhawatirkan maka sang ayah memutuskan berangkat juga walaupun bisa kemalaman ketika pulang dari dokter tersebut. Sopir dipanggil untuk menyiapkan minibus dan mengisi bbm agar tidak kehabisan di jalan serta mengechek kondisi mobil.

Persiapan dirasa mencukupi. Berangkatlah sekeluarga ini menuju dokter spesialis tersebut. Cuaca di sepanjang jalan sangat baik. Jalanan juga sepi. Mobil berjalan tanpa kendala menuju kediaman dokter spesialis tersebut. Sesampainya di sana, antrian tidak panjang. Menunggu tak terlalu lama sudah dipanggil masuk untuk dilakukan pemeriksaan. Diberi resep dan dokter tidak merujuk ke rumah sakit namun disuruh menebus obat dan bisa rawat di rumah atau rawat jalan.

Sehabis menebus resep di apotek yang direkomendasikan oleh Pak Dokter, sekeluarga bertolak untuk kembali ke rumah. Namun cuaca mulai mendung. Awan menghitam. Gemuruh di seantero langit. Petir menyambar di sepanjang jalan pulang. Sang ayah tiba tiba bilang ke sopirnya :

“ Pak Sopir kita mampir dulu ke restauran terdekat untuk makan dan shalat!”

“ Baik Pak..” jawab Pak sopir

Sejenak kemudian, terlihat restauran yang terdekat dari perjalanan pulang. Sopir pun buru buru mengarahkan ke pelataran restauran tersebut. Hujan semakin lebat. Mereka keluar dari mobil dengan menunduk nunduk berlari menuju emperan restauran agar pakaian tidak basah kuyup!

Setelah menyantap makanan,  sekeluarga menunaikan shalat Maghrib serta isya secara jamak berajamaah di musholla kecil di sebelah dalam restauran tersebut. Sejatinya mereka mengulur waktu berharap hujan akan berhenti atau sedikit reda. Namun tak kunjung reda. Semakin menjadi jadi,

Sang ayahpun mengajak keluarganya untuk segera meninggalkan restoran dengan alasan bisa kemalaman dan akan membahayakan jika bepergian menembus hujan lebat. Sang ayahpun membayar bill tagihan dan tersisa dua ribu rupiah. Ya dua ribu rupiah. Karna uang sebelumnya sudah dipakai untuk menebus resep di apotek rujukan pak dokter.

Dengan gontai mereka bergegas menuju minibus yang sudah siap berangkat pulang. Selangkah menuju pelataran restauran, sang ayah melihat kotak amal kecil di ujung kasir restauran. Sebenarnya dia malu kepada Allah untuk memasukkan uang dua ribu rupiah uang kembalian dari kasir restauran tapi apatah daya itulah uang tersisa. Dia berbisik di depan kotak itu..bukan berbisik biasa..dia bermunajat kepada Allah subhanahu wata’ala:

“ Ya Allah aku berwasliah dengan uang dua ribu ini yang aku masukkan dalam kotak amal ini agar Engkau memberikan keselamatan kepada keluargaku!” ucapnya di depan kotak amal. Entah kenapa sang ayah memilih kata kata ini. Mungkin saja ilham dari Allah karna ada firasat kurang enak melihat cuaca yang semakin tidak bersahabat.

Selang berjalan beberapa saat dari restauran tersebut jam menunjukkan pada angka 12 malam. Tiba tiba sang sopir menerjang air yang menggenang di aspal tanpa bisa menginjak rem. Terjadilah aqua plano di mana ban mobil melayang tidak menyentuh aspal dan mobil oleng ke bahu jalan dan terguling ke jurang. Sudah dapat dipastkkan mobil berguling guling ke dasar jurang dan ringsek.

“Allahu Akbar...” Sang ayah berteriak keras melihat mobil melaju ke dalam jurang dan berguling keras membentur bebatuan.

Beruntung ada banyak pengendara yang menyaksikan kecelakaan ini dan menolong minibus naas tersebut. Dalam kalkulasi warga yang ada di lokasi, harusnya tak ada yang selamat atau hanya satu dua yang selamat. Betapa terkejutnya warga yang menolong ketika membuka pintu minibus yagn sudah ringsek, pak sopir keluar dalam keadaan selamat tidak ada lecet sedikitpun. Disusul sang ayah. Disusul ibu dan kedua anaknya dalam keadaan hidup tak kurang suatu apapun.

Suasana yang riuh itu membuat  sang ayah duduk termangu di bahu jalan. Dia tak percaya dengan kejadian yang baru saja dilihatnya. Tapi ingatannya masih belum kembali utuh karna benturan di daerah kepala ketika mobilnya berguling guling .

Dia berusaha mencari sebab sebuah karamah atau kejadian yang menakjubkan ini atau orang sekarang kerap menyebutnya sebagai mukjizat yang mana istilah ini biasanya dalam Islam sebagai kejadian luar biasa yang berlaku pada para Nabi dan Rasul.  Kata mukjizat ini bisasanya dipakai oleh orang Nasrani dalam menggambarkan kejadian semacam ini.

Tiba tiba dia ingat ...iya dia ingat uang dua ribu yang dia masukkan pada kotak amal di restauran beberapa jam yang lalu. Dia juga ingat dengan kata kata yang dia ucapkan di depan kotak amal tersebut di mana dia meminta kepada Allah subhanahu wata’ala agar memberikan keselamatan kepada keluarganya berwasilah dengan uang dua ribu tersebut.

Setelah kejadian tersebut maka menjadi viral di media sosial dari Tiktok sampai Facebook. Sampai saya menyaksikan sendiri dengan seksama seorang Kyai menceritakan kejadian ini di Masjid Darussalam Pulosari Bareng Jombang sehabis shalat Jumat yang mana beliau bertugas sebagai khatib jumat.

Intisari kisah :

1.  Allah berfirman dalam Alquran lewat lisan Luqmanul Alhakim:

Wahai anakku ! jikalau sekiranya ada (kebaikan) seberat biji jagung berada di padang pasir atau berada di antara langit langit yang luas atau di bumi niscaya Dia akan mendatangkan dengannya sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.

Walaupun dua ribu rupiah itu nilanya sangat kecil di tahun 2022 karna hanya bisa untuk membeli dua buah gorengan di desa namun Allah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui sangat berkuasa melipatgandakan menjadi keselamatan yang nilainya tak terhingga jika dihitung menggunakan matematika manusia

1. Sekecil apapun kebaikan meskipun terletak di antara planet planet yang jaraknya trilyunan kilometer akan didatangkan juga oleh Nya.

2. Kesungguhan dalam berdoa dengan berwasilah kebaikan akan lebih cepat terkabul meskipun kebaikan itu menurut manusia tidak berharga.

3. Keutamaan berdoa kepada Allah setelah bersedekah.

Maunah atau pertolongan Allah kepada orang biasa adalah nyata adanya dan menjadi salah satu hal yang wajib diimani

Nurkholis ghufron


Comments

Popular posts from this blog

Kampung Inggris : At The Barber

At a corner of Anyelir Street that an outstanding one compared to the rest of streets at Kampung Inggris due to its completeness of the various traders , I saw a barber stall was made of small glass box that attracted me to drop by. “ How much for shaving brother ??.” I asked the barber that still young boy around fifteen years. “ Ten thousand Rupiahs ..brother..” He replied with smile painted at his face. “ How about Five thousands rupiahs because all I need is shaving not a style just   like your neighbour barber.” I asked discount price from him. “ Oke Brother..no problem.” He agreed me about the price and finally I got shaved even with friendly price. (the picture refers to Barber at Gontor )  Barber By SimpELCo

Perlunya Menyewa Sepeda Onthel di Kampung Inggris

Sepeda Onthel di Indonesia sudah mulai ditinggalkan. Tapi hal ini tidak berlaku di Kampung Inggris. Ribuan sepeda onthel berada di pelbagai sudut kampung Inggris. Jasa penyewaan sepeda onthel juga laris manis bak kacang goreng. Hal yang perlu kita catat adalah ; menaiki sepeca pancal atau onthel di kampung Inggris tidak "menurunkan derajat" status sosial seorang pelajar. Hal ini berbeda sekali jika kita berada di luar kampung Inggris, di mana semakin mahal sepeda motor yang dinaiki maka juga akan menaikkan status sosial. Sepeda Onthel menurut summary Wikipedia adalah (Bahasa Inggris: Roadster bicycle) atau juga disebut sebagai sepeda unta, sepeda kebo, atau pit pancal adalah sebuah tipe sepeda standar dengan ban ukuran 28 inchi yang biasa digunakan oleh masyarakat perkotaan sampai akhir tahun 1970-an. Tarif penyewaan sepeda Onthel bervariasi antara 75.000 sampai 150.000 tergantung dari kondisi sepeda tersebut. Namun dari sepeda pancal yang laris disewa para peserta k...

Past Continuous Tense.

Functions of the Past continuous The past continuous describes actions or events in a time before now , which began in the past and is still going on at the time of speaking. In other words, it expresses an unfinished or incomplete action in the past. It is used: Often, to describe the background in a story written in the past tense, e.g. "The sun was shining and the birds were singing as the elephant came out of the jungle. The other animals were relaxing in the shade of the trees, but the elephant moved very quickly. She was looking for her baby, and she didn't notice the hunter who was watching her through his binoculars. When the shot rang out, she was running towards the river..." to describe an unfinished action that was interrupted by another event or action, e.g. "I was having a beautiful dream when the alarm clock rang." to express a change of mind: e.g. "I was goin...