Ketemu Dengan "Lost Friend" 27 tahun yg Lalu : Yang Tercecer dari Sujud Syukur 100 tahun Gontor IKPM Jombang di Amanatussalam (seri ke-17)
Tampak Ustadz Misbahul Amin"the Lost Friend" khusuk mengaminkan doa di samping kiri Ust Fauzi dan sebelah kanan ust Alwi
Mendadak Menghilang
Ini bukan cerita persahabatan Enny dan Shella dari Aceh yang dipertemukan Allah melewati sebuah permen setelah berpisah selama 25 tahun lamanya. Kisah epik yang diabadikan oleh Serambi.news ini adalah kisah nyata dua sahabat yang terpisah setelah lulus SMA di Aceh karna harus melanjutkan masa depannya masing masing. Meskipun sama sama nyata, kisah saya juga tak kalah epicnya karna berawal dari sama sama nyantri di Gontor dulu an bukan 25 tahun tapi 27 tahun he he he terpaut 2 tahun.
Ketika itu, flash back ke tahun 1989, saya berkenalan dengan santri baru dari IKPM Jombang bernama Misbahul Amin kecil. Saya juga dari IKPM Jombang. Setelah berkenalan ternyata minat kami sama yaitu sama sama menyukai pidato. Sadar mempunyai konterpart yang mempunyai kemmpuan pidato bagus, saya tak nyia nyiakan kesempatan ini. di setiap anak anak menghabiskan waktu di sore hari dengan olahraga, saya dan Misbah kecil belajar pidato di atap gedung Rosda atau Saudi tingkat tiga.
Di atap gedung ini,kami berdua secara bergantian berpidato kemudian saling mengoreksi kelemahan masing masing. Misbah kecil waktu itu sangat handal dalam pidato. Artikulasinya lugas. penyampaian pidato juga tegas. Menguasai idiom idiom lucu yang saat itu berkembang ibaratnya sekarang seperti "Dekengan pusat" Gus Iqdam dan "Wonge teko". Latihan secara mandiri ini sangat efektif mengasah kemampuan orasi saya sehingga beberapa tahun kemudian dipilih oleh OPPM sebagai Bagian Penerangan sebagai kader pada tahun 1992 atau ketika duduk di kelas 4. Suatu anugrah yang luar biasa yang harus saya syukuri sampai sekarang ini karna berkah menjalankan amanat ini , saya menguasai banyak "ilmu Laduni" persound systeman dan ketenangan diri ketika berpidato di depan banyak orang.
Namun yang saya sedihkan adalah saya kehilangan Misbah ini. Mendadak menghilang tidak ada khabar sama sekali. Berkali kali usaha untuk menemukan secercah informasi untuk mengobati kangen ini tapi tidak ketemu. Tahun terus berganti sampai 27 tahun lamanya tiba tiba ketika halal bil halal alumni saya mendapatkan nomor nya dari Ustad Fauzi Mojokerto.
Dari wa ini akhirnya persahabatan yang hilang itu terajut kembali. Ustad Misbah beberapa waktu yang lalu mengunjungi tempat pengabdian saya di pondok Modern El Haq dan mengajak jalan jalan ke beberapa Pondok yang dipandegani oleh ALumni Gontor di Wonosalam seperti WBS Wonosalam Boarding School yang dipimpin oleh Ustadz Anas. Pondok Tarbiyah Njunggo yang dipimpin oleh Ust Nurrahmat. Sedianya akan meneruskan ke Pondok Bumiqu yang dipimpin oleh Kiai Ghozali Fadli dan Pondok Amanatussalam yang dipimpin oleh Kiai Fahrizal Ishaq namun karna hari sudah mulai malam dan ada kepentingan luar kota, anjangsana dicukupkan sampai pondok Tarbiyah saja.
Yang membuat saya bahagia adalah ketika saya undang secara wapri dengan undangan digital untuk menghadiri sujud syukur 100 tahun Gontor IKPM Jombang di Amanatussalam, beliau menyempatkan waktu dan tenaganya untuk hadir. Di Pondok Wisata Amlam, begitu kami menyebutnya , kami berdua sempat mengobrol di bawah dedaunan pohon cengkih yang ada di pondok ini sambil mengingat ingat memory masa lampau ketika di Gontor.
Gontor memang menjadi mesin waktu bagi siapa saja yang pernah menginjakkan kakinya di sana tanpa kecuali. Dan salah satu berkah sujud syukur ini adalah terajutnya kembali teman yang telah lama hilang. Semoga Allah meluberkan lagi Allahumma Zidnaa wa laa tanqushnaa.
Muhammad Nurkholis Ghufron
Comments
Post a Comment